Pasti
bukan pemandangan yang asing buat kita, kala melihat nasi yang disajikan dengan
mie sebagai lauk. Mulai dari yang paling murah meriah, makan nasi dengan lauk
mie instant, makan nasi dengan mie goreng, bahkan kombinasi yang lumayan keren
dan aneh.. ada yang makan nasi dengan spaghetti
lho saudara-saudara. Alasannya
sederhana ngga bisa hanya makan mie, harus makan nasi. Sebenarnya makan mie
dengan nasi, atau makan nasi dengan mie itu tidak masalah, asalkan porsinya
setengah-setengah dan dilengkapi dengan protein dan sayuran yang kaya vitamin.
Yang membuat miris adalah mie dijadikan lauk tunggal. Padahal nasi dan mie kan
sama-sama sumber karbohidrat.
Masyarakat mungkin dapat mengabaikan kandungan gizi dalam
makanan, tetapi seorang calon bunda tentu saja usupan gizinya harus dijaga, karena sehat atau
tidaknya bakal anak yang ada dalam rahim, sepenuhnya bergantung pada apa yang
bunda makan. Alih-alih makan nasi dengan mie instant, lebih baik dengan telur .
bukankan harga sebungkus mie instant dan sebutir telur tidak terlalu jauh
berbeda? Karena selain mengandung 12
vitamin dan mineral, telur juga mengandung banyak protein berkualitas yang
penting untuk kehamilan. Sel-sel bayi Anda terbuat dari protein. Telur juga kaya akan kolin, yang
secara keseluruhan mendorong pertumbuhan bayi dan kesehatan otak, sambil
membantu mencegah cacat tabung saraf. Beberapa bahkan mengandung lemak omega-3,
penting bagi otak dan pengembangan penglihatan. Selengkapnya bisa baca disini
Bunda yang sedang menyusui juga memiliki tanggung jawab yang
tidak kalah pentingnya dengan bunda yang sedang hamil, karena 6 bulan pertama
kehidupan bayi yang minum ASI juga sepenuhnya tergantung pada kondisi bunda. Ini berlaku untuk bunda yang mau repot ya, yang mau menyusui bayinya karena sadar bahwa ASI itu adalah hak bayi. Tidak apa sedikit repot karena menyusui, dari pada bela-belain beli susu "mahluk hidup lain" yang harganya mahal, yang akhirnya harus membuat seisi rumah "mutih" alias hanya makan nasi putih. Tentu lebih bijaksana bila ibu memilih menyusui, dan uang untuk beli susu tersebut dipakai untuk membeli lauk yang segar dan sehat untuk seisi rumah. Memang bunda dengan masalah gizi pun ternyata tetap mampu memproduksi ASI secara normal, namun untuk kondisi malnutrisi yang ekstrim pada akhirnya berpengaruh pada kandungan beberapa zat dalam ASI, seperti kandungan total lemak yang menurun dan kolostrum yang sedikit. Jadi dengan ASI, bayi bunda sehat, value for money sehingga bukan hanya bunda tetapi seisi rumah bisa makan dengan gizi seimbang, why not kan bun?
Berikut ini adalah panduan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang
dicanangkan Prof. Soekirman SKM, MPS-ID. PhD
Berbeda dengan konsep 4 sehat 5 sempurna yang menyamaratakan
kebutuhan gizi semua orang, pedoman gizi seimbang berprinsip bahwa tiap
golongan usia, jenis kelamin, kesehatan & aktifitas fisik memerlukan PGS
yang berbeda, sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok tersebut. Perbedaan
lainnya lagi, PGS tidak mengkelompokkan susu sebagai makanan sempurna,
melainkan ditempatkan satu kelompok dengan sumber protein hewani lainnya.
Pedoman Gizi Seimbang diatas divisualisasikan dengan bentuk
tumpeng, yang dinamakan Tumpeng Gizi Seimbang yang dialasi oleh air putih
minimal 8 gelas/hari atau 2 liter, kemudian golongan makanan pokok (sumber
karbohidrat) 3-8 porsi/hari, sayuran 3-5 porsi/hari, buah 2-3 porsi/hari,
protein nabati& hewani 2-3 porsi/hari, pada puncaknya golongan minyak,
gula&garam yang dianjurkan untuk dikonsumsi seperlunya baca selengkapnya disini
Nasi dan mie hanyalah salah satu contoh, dari sekian banyak yang
terjadi dalam masyarakat. Contoh lainnya seperti nasi dan kentang, bahkan nasi
dan kerupuk. Harga kerupuk sekarang berkisar Rp.500 – Rp.1000 per keping,
dengan uang Rp.1.000 sudah bisa membeli bayam seikat dengan kandungan vitamin
A, C, dan K, serta folat yang sangat penting untuk pertumbuhan bayi dalam
kandungan serta memperlancar ASI bagi bunda yang menyusui. Setelah hamil dan
menyusui pun, bundalah yang memiliki peran paling besar dalam memilih usupan
gizi bagi keluarga, karena itu, ayo bun "konversilah" (kaya bbm saja ya...) semua makanan yang
kurang/tidak bergizi dengan makanan segar dan bergizi, makanan bergizi tidak
selalu harus mahal, pilihan yang salah seringkali terjadi bukan karena harga, tetapi faktor kebiasaan, selera, atau ketidaktahuan, dan jangan sampai
kekurangan pengetahuan kita menjadi petaka bagi anak cucu kita.