Tuesday 15 November 2011

Menghormati orang yang lebih Tua

Tulisan ini terinspirasi setelah mengikuti kelas Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) di sekolah xaxa, Sekolah Bina Iman dan Karakter. Di sekolah ini, bukan hanya anak-anak saja yang dibekalin ilmu tetapi orang tua  juga diminta komitmennya untuk mengikuti 18 sesi pertemuan untuk belajar bagaimana jadi orang tua yang sesuai dengan Firman Tuhan.


Topik malam ini adalah menghormati orang yang lebih tua. Tidak bisa dipungkiri, sekarang ini standard menghormati semakin menurun, dan jika kita menerapkan standard yang telah merosot itu sebagai standard buat anak-anak kita, bisa kita bayangkan "standard" seperti apalagi yang mereka miliki nanti? Manusia cenderung semakin egois, jangankan di tempat-tempat umum, bahkan di dalam gereja sekalipun sering sekali keegoisan itu tidak dapat diredam. Contoh yang sangat sederhana, dulu saat saya masih bergereja lokal di medan, yang kebetulan tiap sesi kebaktiannya selalu penuh, kursi didalam gereja menjadi saksi bisu betapa egoisnya manusia, yang lebih memilih menjadikannya tempat tas, daripada tempat duduk. Merelakan tas melantai saja sudah susah, apalagi sampai harus merelakan tempat duduknya untuk orang yang lebih tua

Betapa sering saya pribadi tidak menghormati orang yang lebih tua, baru-baru ini bahkan saya lepas kendali sampai-sampai membuat orang tersinggung, yang akhirnya meninggalkan rumah kami, walaupun saya sudah minta maaf, tetapi saya tahu sikap seperti itu tidak dapat diterima. Termasuk terhadap orang tua saya, bukan karena saya tidak menyayanginya, tetapi standard yang saya miliki dan saya tahu ternyata jauh dibawah standard...hahaha... Bersyukur malam ini saya diingatkan kembali untuk melaksanakan hukum ke lima ini "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu, kepadamu" sebelum kesempatan saya sebagai anak hilang, dan peran saya sebagai ibu sedang ditempa.

Pernah melihat orang lain, dan merasa bahwa orang tersebut kurang ajar? Pasti sering, kalau orang tersebut bersikap seperti itu karna dia tidak tahu bagaimana yang benar dan seharusnya, maka itu salah orang tuanya. Tetapi jika secara sadar memilih untuk bersikap kurang ajar, apapun alasannya, itu adalah tanggung jawabnya pribadi.

Dan sebagai orang tua, saya diingatkan kembali untuk menerapkan standard sebagaimana mestinya, saya share contoh-contoh yang dapat diterapkan :
  • menyodorkan/menawarkan makanan kepada orang yang lebih tua
  • membukakan pintu, terkadang jika sedang buru-buru hanya menahan pintu lift agar tidak tertutup buat orang lain saja pun kita enggan, hehehe jangan-jangan malah kita percepat agar pintu tertutup (pengalaman pribadi, ampuni aku Tuhan...)
  • mendahulukan orangtua untuk mengambil makanan, sekali lagi dengan alasan kelaparan jadinya makan duluan, ambil yang paling besar, tidak memperdulikan orangtua, boro-boro orang lain. Sudah saatnya lagi kita mendidik anak kita untuk mendahulukan ayahnya yang mengambil duluan, agar mereka belajar menghargai otoritas sejak kecil.
  • tidak menyela jika orangtua sedang berbicara
  • menawarkan tempat duduk kepada orang yang lebih tua, bukannya pura-pura tidak melihat dan tidur, menjadi tanggung jawab kita untuk mendidik anak-anak kita agar peka, itulah warisan kita untuk generasi mereka.
  • pasti masih banyak contoh lainnya... please share with me...
intinya kadang kita 'harus' menghormati..bukan melulu karena pantas...hehehe


No comments:

Post a Comment